Hutan Bambu

Hutan Bambu Sumbermujur: Harmoni Alam dari Jantung Desa

Hutan Bambu Lumajang adalah kawasan hutan bambu seluas 9 hektar yang berlokasi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kawasan yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Semeru ini memiliki 21 jenis bambu yang telah teridentifikasi. Sistem pengelolaannya membagi area menjadi tiga zona fungsional: zona konservasi (area lindung), zona semi-pengembangan (area pemanfaatan terbatas oleh warga), dan zona pengembangan (area untuk pariwisata).

Sejarah Hutan bambu

Aspek Sejarah dan Pengembangan

Kawasan Hutan Bambu Lumajang pertama kali ditanami pada era 1930-an oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan konservasi mata air dan pencegahan erosi. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, terjadi eksploitasi bambu skala besar yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada hutan. Upaya rehabilitasi dimulai pada tahun 1972 melalui inisiatif warga dengan membentuk Kelompok Pelestari Sumberdaya Alam (KPSA). Sejak saat itu, hutan dipulihkan dan dikembangkan menjadi destinasi wisata alam yang memiliki fungsi ekologis, rekreasi, dan edukasi, serta telah dilengkapi dengan jalur pejalan kaki.

Aspek Budaya dan Kepercayaan Lokal

Secara historis, masyarakat Desa Sumbermujur mengenal kawasan ini dengan nama “Umbulan”. Nama ini terkait dengan kepercayaan lokal mengenai keberadaan sumber mata air yang diyakini dijaga oleh sosok yang disebut Mbah Umbul. Untuk melestarikan tradisi ini, masyarakat setempat menjalankan beberapa praktik adat, seperti ritual “pendem kepala sapi”. Selain itu, terdapat larangan mengambil bambu dari dalam hutan. Aturan ini memiliki dua landasan: sebagai bentuk penghormatan terhadap kepercayaan yang ada dan sekaligus untuk mendukung fungsi Hutan Bambu sebagai kawasan konservasi.

Flora dan Fauna

Keanekaragaman hayati di Hutan Bambu Lumajang didominasi oleh berbagai jenis bambu, dengan total 14 spesies yang dilaporkan tumbuh di kawasan ini. di antaranya Bambu Manggong hijau (Gigantochloa Manggong), Bambu Kuning (Bambusa Vulgaris Vittata), Bambu Cendani (Phyllostachys Aurea Green), Bambu Betung (Dendrocalamus Asper), Bambu Lampar (Schizostachyum Zollingeri), Bambu Tamiang (Schizostachyum Blumei), Bambu Tali (Gigantochloa Apus kurtz), Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolacea), Bambu Mayan (Gigantochloa Robusta Kurz), Bambu Atter (Gigantochloa Atter), Bambu Gombong (Gigantochloa Verticillata), Bambu Ampel (Bambusa Vulgaris – Green), Bambu Tutul Loreng (Gigantochloa Robusta Kurz), dan Bambu Ori (Bambusa Bambos).

Tiket Masuk
Anak-anak: Rp3.000/orang
Dewasa: Rp5.000/orang

 

Informasi
Pokdarwis